Kamis, 03 Juli 2014

makalah kewirausahaan



Pengenalan potensi kewirausahaan dan faktor-faktor pendorong

Di susun Oleh :
1.     Melinda
2.     Mariyati
3.     M. Khidir
4.     Ozi agusta
5.     Popi kasari
6.     Yuni Kartika
7.     Zendra Hidayat

Dosen : khairiyah El Wardah

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BENGKULU
FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
PRODI AHWAL AL-SYAKHSIYAH
2013

KATA PENGANTAR

            Puji serta syukur marilah kita panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah memberikan begitu banyak nikmat yang mana makhluk-Nya pun tidak akan menyadari begitu banyak nikmat yang telah didapatkan dari Allah SWT. Selain itu, penulis juga merasa sangat bersyukur karena telah mendapatkan hidayah-Nya baik iman maupun islam.
            Dengan nikmat dan hidayah-Nya pula kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini yang merupakan tugas mata kuliah Kewirausahhan. Penulis sampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada dosen pengampu mata kuliah Kewirausahaan, Lilik Setiono, S.Pd.Si, M.Pd.Si. dan semua pihak yang turut membantu proses penyusunan makalah ini.
            Penulis menyadari dalam makalah ini masih begitu banyak kekurangan-kekurangan dan kesalahan-kesalahan baik dari isinya maupun struktur penulisannya, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran positif untuk perbaikan dikemudian hari.
            Demikian semoga makalah ini memberikan manfaat umumnya pada para pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri. Amin.


Bengkulu,  Juli 2014


                                                                                                 Penulis









BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian.
Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon pada tahun 1755. Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda dikenadengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan unternehmer. Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak 1970-an banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha kecil. Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan kewirausahaan. DI Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.
Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan. Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.
Pada makalah ini dijelaskan tentang pengertian, hakekat, ciri-ciri dan karakteristik dan peran kewirausahaan dalam perekonomian nasional.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengenalan potensi kewirausahhan?
2. Apa faktor-faktor pendorong kewirausahaan?



BAB II
PEMBAHASAN

A.           PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN
Berasal dari kata enterpteneur yang berarti orang yang membeli barang dengan harga pasti meskipun orang itu belum mengetahui berapa harga barang yang akan dijual. Wirausaha sering juga disebut wiraswasta yang artinya sifat-sifat keberanian, keutamaan, keteladanan dalam mengambil resiko yang bersumber pada kemampuan sendiri. Meski demikian wirausaha dan wiraswasta sebenarnya memiliki arti yang berbeda . Wiraswasta tidak memiliki visi pengembangan usaha sedangkan wirausaha mampu terus berkembang dan mencoba usaha lainnya. Istilah lainnya yang semakna dengan wirausaha adalah wiraswasta. Istilah wiraswasta lebih sering dipakai dan lebih dikenal daripada wirausaha. Padahal, keduanya bermakna sama dan merupakan padanan dari kata entrepreneur. Kata wiraswasta berasal dari gabungan wira-swa-sta dalam bahasa sansekerta. Wira berarti utama, gagah, luhur, berani, teladan, atau pejuang; swa berarti sendiri atau mandiri; sta berarti berdiri; swasta berarti berdiri ditas kaki sendiri atau dengan kata lain berdiri di atas kemampuan sendiri. Sedangkan wirausahawan mengandung arti secara harfah, wira berarti berani dan usaha berarti daya upaya atau dengan kata lain wirausaha adalah kemampuan atau keberanian yang dimiliki oleh seseorang untuk melihat dan menilai kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat dan mengambil keuntungan dalam rangka meraih kesuksesan.
Berdasarkan makna-makna tersebut, kata wiraswasta atau wirausaha berarti pejuang yang gagah, luhur, berani dan pantas menjadi teladan di bidang usaha. Dengan kalimat lain, wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai sifat-sifat kewiraswastaan atau kewira-usahaan. Ia bersikap berani unuk mengambil resiko. Ia juga memiliki leutamaan, kreatifitas, dan teladan dalam menangani usaha atau perusahaan. Keberaniannya berpijak pada kemampuan sendiri atau kemandiriannya. Pengertian lainnya menyebutkan kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang lain dengan menggunakan waktu dan kegiatan disertai modal dan resiko serta menerima balas jasa dan kepuasan serta kebebasan pribadi.
Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau sumber acuan karena berbeda-beda titik berat dan penekanannya. Richard Cantillon (1775) misalnya, mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi inikewirausahaan adalah lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi risiko atau ketidakpastian. Berbeda dengan para ahli lainnya, menurut Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan mencakup indentfikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi sedangkan menurut Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya dan menurut Peter Drucker, kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
Menurut Dan Steinhoff dan John F. Burgess (1993:35) wirausaha adalah orang yang mengorganisir, mengelola dan berani menanggung resiko untuk menciptakan usaha baru dan peluang berusaha. Secara esensi pengertian entrepreneurship adalah suatu sikap mental, pandangan, wawasan serta pola pikir dan pola tindak seseorang terhadap tugas-tugas yang menjadi tanggungjawabnya dan selalu berorientasi kepada pelanggan. Atau dapat juga diartikan sebagai semua tindakan dari seseorang yang mampu memberi nilai terhadap tugas dan tanggungjawabnya. Adapun kewirausahaan merupakan sikap mental dan sifat jiwa yang selalu aktif dalam berusaha untuk memajukan karya baktinya dalam rangka upaya meningkatkan pendapatan di dalam kegiatan usahanya. Selain itu kewirausahan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan seuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melaui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup. Pada hakekatnya kewirausahaan adalah sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif.

B.     HAKEKAT KEWIRAUSAHAAN
Dari beberapa konsep yang ada ada 6 hakekat penting kewirausahaan sebagai berikut ( Suryana,2003 : 13), yaitu :
1.             Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis (Acmad Sanusi, 1994).
2.             Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different) (Drucker, 1959).
3.             Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (Zimmerer. 1996).
4.             Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth) (Soeharto Prawiro, 1997).
5.             Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (creative), dan sesuatu yang berbeda (inovative) yang bermanfaat memberi nilai lebih.
6.             Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melaui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.

C.    CIRI  - CIRI  DAN KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN
Ciri-ciri seorang wirausahaan adalah:
·         Percaya diri
·         Berorientasikan tugas dan hasil
·         Pengambil risiko
·         Kepemimpinan
·         Keorisinilan
·         Berorientasi ke masa depan
·         Jujur dan tekun
Menurut Munawir Yusuf (1999) Ciri kewirausahaan yaitu:
1. Motivasi berprestasi
2. Kemandirian
3. Kreativitas
4. Pengambilan resiko (sedang)
5. Keuletan
6. Orientasi masa depan
7. Komunikatif dan reflektif
8. Kepemimpinan
9. Locus of Contro
10. Perilaku instrumental
11. Penghargaan terhadap uang.

Ciri dan Kemampuan Wirausahaan Tangguh:
Berpikir dan bertindak strategik, adaptif terhadap perubahan dalam berusaha mencari peluang keuntungan termasuk yang mengandung resiko agak besar dan dalam
mengatasi masalah.
Selalu berusaha untuk mendapat keuntungan melalui berbagai keunggulan dalam memuaskan langganan. Berusaha mengenal dan mengendalikan kekuatan dan kelemahan perusahaan (dan pengusahanya) serta meningkatkan kemampuan dengan sistem pengendalian intern. Selalu berusaha meningkatkan kemampuan dan ketangguhan perusahaan terutama dengan pembinaan motivasi dan semangat kerja serta pemupukan permodalan.

Ciri-ciri seorang wirausahaan adalah:
1.      Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.
2.      Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik ddan memiliki inisiatif.
3.      Memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan.
4.      Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap saran dan kritik yang membangun.
5.      Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas.
6.      Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan.
7.      Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras.
Pendapat lain M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993; 6-7 ) mengemungkakan delapan karakteristik yang meliputi :
1.      Memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya.
2.      Lebih memilih risiko yang moderat.
3.      Percaya akan kemampuan dirinya untuk berhasil
4.      Selalu menghendaki umpan balik yang segera
5.      Berorientasi ke masa depan, perspektif, dan berwawasan jauh ke depan
6.      Memiliki semangat kerja dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik .
7.      Memiliki ketrampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah.
8.      Selalu menilai prestasi dengan uang.

POTENSI  DIRI Dalam KEWIRAUSAHAAN

A.        Pengertian Potensi Diri

Potensi diri merupakan kemampuan, kekuatan, baik yang belum terwujud maupun yang telah terwujud, yang dimiliki seseorang, tetapi belum sepenuhnya terlihat atau dipergunakan secara maksimal. Jadi kalau dihubungkan dengan kewirausahaan berarti kemampuan, kekuatan yang dimiliki seseorang dalam berusaha atau melakukan suatu usaha.

Secara umum, potensi dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
  • Kemampuan dasar, seperti tingkat intelegensi, kemampuan abstraksi, logika dan daya tangkap.
  • Etos kerja, seperti ketekunan, ketelitian, efisiensi kerja dan daya tahan terhadap tekanan.
  • Kepribadian, yaitu pola menyeluruh semua kemampuan, perbuatan, serta kebiasaan seseorang, baik jasmaniah, rohaniah, emosional maupun sosial yang ditata dalam cara khas di bawah aneka pengaruh luar.

Menurut “Howard Gardner”, potensi yang terpenting adalah intelegensi, yaitu sebagai berikut:
  1. Intelegensi linguistik, intelegensi yang menggunakan dan mengolah kata-kata, baik lisan maupun tulisan, secara efektif. Intelegensi ini antara lain dimiliki oleh para sastrawan, editor, dan jurnalis.
  2. Intelegensi matematis-logis, kemampuan yang lebih berkaitan dengan penggunaan bilangan pada kepekaan pola logika dan perhitungan.
  3. Intelegensi ruang, kemampuan yang berkenaan dengan kepekaan mengenal bentuk dan benda secara tepat serta kemampuan menangkap dunia visual secara cepat. Kemampuan ini biasanya dimiliki oleh para arsitek, dekorator dan pemburu.
  4. Intelegensi kinestetik-badani, kemampuan menggunakan gerak tubuh untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan. Kemampuan ini dimiliki oleh aktor, penari, pemahat, atlet dan ahli bedah.
  5. Intelegensi musikal, kemampuan untuk mengembangkan, mengekspresikan dan menikmati bentuk-bentuk musik dan suara. Kemampuan ini terdapat pada pencipta lagu dan penyanyi.
  6. Intelegensi interpersonal, kemampuan seseorang untuk mengerti dan menjadi peka terhadap perasaan, motivasi, dan watak temperamen orang lain seperti yang dimiliki oleh seseorang motivator dan fasilitator.
  7. Intelegensi intrapersonal, kemampuan seseorang dalam mengenali dirinya sendiri. Kemampuan ini berkaitan dengan kemampuan berefleksi (merenung) dan keseimbangan diri.
  8. Intelegensi naturalis, kemampuan seseorang untuk mengenal alam, flora dan fauna dengan baik.
  9. Intelegensi eksistensial, kemampuan seseeorang menyangkut kepekaan menjawab persoalan-persoalan terdalam keberadaan manusia, seperti apa makna hidup, mengapa manusia harus diciptakan dan mengapa kita hidup dan akhirnya mati.
Potensi diri sebaiknya dikembangkan dengan cara berusaha dengan keras. Karena potensi ini tidak akan berpengaruh bila kita tidak berusaha untuk mengembangkan dan mewujudkanya.

Sifat Seorang Wirausaha
Seoarang wirausaha agar selalu bertahan dalam kewirausahaan harus memiliki sifat-sifat seperti berikut:
1.            Percaya Diri.
Wataknya : Keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.
2.            Berorientasikan Tugas dan Hasil.
Wataknya:Kebutuhan akan prestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan,  memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan emiliki inisiatif.
3.      Pengambil Resiko.
Wataknya : Memiliki kemampuan mengambil resiko dan suka pada tantangan
4.      Kepemimpinan.
Wataknya : Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap saran dan kritik yang membangun.
5.      Keorisinilan.
Wataknya : Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas.
6.      Berorientasi ke Masa Depan.
Wataknya : Persepsi dan memiliki cara pandang/ cara pikir yang berorientasi pada masa depan.
7.      Jujur dan tekun.
Wataknya : Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja
8.      Berjiwa besar
Setiap hal yang dilakukan tak jarang akan berakibat pada kegagalan. Namun jika Anda memiliki jiwa wirausaha, seharusnya hal ini tidak akan membuat Anda merasa kalah. Justru, semangat Anda terpacu untuk maju dan berusaha lebih baik lagi.Ketika ide Anda ditolak, atau misalnya ada karyawan baru yang dinilai lebih aktif, maka Anda harus berjiwa besar dan justru menjadi semangat Anda untuk maju,dan mencari ide yang lebih kreatif yang lain untuk suatu masalah yang lain pula.Pantang menyerah dan terus usaha,itu kunci Anda untuk sukses.

Dari daftar ciri dan sifat watak seorang wirausahawan di atas, dapat kita identifikasi sikap seorang wirausahawan yang dapat diangkat dari kegiatannya sehari-hari, sebagai berikut:
A.        Disiplin
Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki kedisiplinan yang tinggi.Arti dari kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan komitmen wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaannya. Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya. Ketepatan terhadap waktu, dapat dibina dalam diri seseorang dengan berusaha menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Sifat sering menunda pekerjaan dengan berbagai macam alasan, adalah kendala yang dapat menghambat seorang wirausahawan meraih keberhasilan.
Kedisiplinan terhadap komitmen akan kualitas pekerjaan dapat dibina dengan ketaatan wirausahawan akan komitmen tersebut.Wirausahawan harus taat azas. Hal tersebut akan dapat tercapai jika wirausahawan memiliki kedisiplinan yang tinggi terhadap sistem kerja yang telah ditetapkan. Ketaatan wirausahawan akan kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya adalah contoh dari kedisiplinan akan kualitas pekerjaan dan sistem kerja.

B.     Komitmen Tinggi
Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki komimten yang jelas, terarah dan bersifat progressif (berorientasi pada kemajuan).Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat dibuat dengan mengidentifikasi cita-cita, harapan dan target-target yang direncanakan dalam hidupnya.
Sedangkan contoh komitmen wirausahawan terhadap orang lain terutama konsumennya adalah pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas produk yang sesuai dengan harga produk yang ditawarkan, problem solving bagi masalah konsumen, dan sebagainya. Seorang wirausahawan yang teguh menjaga komitmennya terhadap konsumen, akan memiliki nama baik (goodwill) di mata konsumen yang akhirnya wirausahawan tersebut akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen, dengan dampak pembelian terus meningkat sehingga pada akhirnya tercapai target perusahaan yaitu memperoleh laba yang diharapkan.

C.     Jujur
Kejujuran merupakan landasan moral yang terkadang dilupakan oleh seorang wirausahawan.Kejujuran dalam berperilaku bersifat kompleks. Kejujuran mengenai karakteristik produk (barang dan jasa) yang ditawarkan, kejujuran mengenai promosi yang dilakukan, kejujuran mengenai pelayanan purna jual yang dijanjikan dan kejujuran mengenai segala kegiatan yang terkait dengan penjualan produk yang dilakukan oleh wirausahawan.

D.    Kreatif dan Inovatif
Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus memiliki daya kreativitas yang tinggi.Daya kreatifitas tersebut sebaiknya adalah dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada selama ini di pasar.Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun waktu.Justru seringkali ide-ide jenius yang memberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya adalah dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil. Namun, gagasan-gagasan yang baikpun, jika tidak diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, hanya akan menjadi sebuah mimpi.Gagasan-gagasan yang jenius umumnya membutuhkan daya inovasi yang tinggi dari wirausahawan yang bersangkutan.Kreativitas yang tinggi tetap membutuhkan sentuhan inovasi agar laku di pasar.
Inovasi yang dibutuhkan adalah kemampuan wirausahawan dalam menambahkan nilai guna/nilai manfaat terhadap suatu produk dan menjaga mutu produk dengan memperhatikan “market oriented” atau apa yang sedang laku dipasaran. Dengan bertambahnya nilai guna atau manfaat pada sebuah produk, maka meningkat pula daya jual produk tersebut di mata konsumen, karena adanya peningkatan nilai ekonomis bagi produk tersebut bagi konsumen.

E.      Mandiri
Seseorang dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat melakukan keinginan dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalam mengambil keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa adanya ketergantungan dengan pihak lain.
Kemandirian merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan.Pada prinsipnya seorang wirausahawan harus memiliki sikap mandiri dalam memenuhi kegiatan usahanya.

F.     Realistis
Seseorang dikatakan Realistis bila orang tersebut mampu menggunakan fakta/realita sebagai landasan berpikir yang rasionil dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan/perbuatannya.Banyak seorang calon wirausahawan yang berpotensi tinggi, namun pada akhirnya mengalami kegagalan hanya karena wirausahawan tersebut tidak realistis, obyektif dan rasionil dalam pengambilan keputusan bisnisnya. Karena itu dibutuhkan kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap masukan-masukan/sumbang saran yang ada keterkaitan erat dengan tingkat keberhasilan usaha yang sedang dirintis.

Tipe kepribadian dalam Kewirausahaan

Ada 9 Tipe Kepribadian wirausaha yaitu:
1.        The Improver.
Kita memiliki kepribadian ini jika kita menjalankan bisnis dengan menonjolkan gaya improver alias ingin selalu memperbaiki. Kita menggunakan perusahaan yang kita miliki untuk memperbaiki dunia.Improver memiliki kemampuan yang kokoh dalam menjalankan wirausaha.Mereka juga memiliki intergritas dan etika yang tinggi.
Personality Alert: Waspadai sifat kita yang cenderung menjadi perfeksionis dan terlalu kritis terhadap karyawan dan pelanggan.

2.        The Advisor.
Tipe kepribadian wirausaha seperti ini bersedia memberikan bantuan dan saran tingkat tinggi bagi para pelanggannya. Motto dari advisor ini yaitu pelanggan adalah benar dan kita harus melakukan apa saja untuk menyenangkan mereka.
Personality Alert: Seorang advisor bisa jadi terlalu fokus pada kebutuhan bisnis mereka dan pelanggan, sehingga cenderung mengabaikan kebutuhan mereka sendiri dan bisa-bisa malah cape hati sendiri. Contoh Entrepreneur: John W. Nordstrom, pendiri Nordstorm.

3. The Superstar.
Inilah wirausaha yang pusatnya dikelilingi oleh kharisma dan energi tinggi dari Sang CEO Superstar.Wirausaha dengan kepribadian seperti ini biasanya membangun usaha mereka dengan personal brand mereka sendiri.
Personality Alert: Wirausaha dengan tipe ini bisa menjadi terlalu kompetitif dan workaholics.

4. The Artist.
Kepribadian wirausaha seperti ini biasanya senang menyendiri tapi memiliki kreativitas yang tinggi.Mereka biasanya sering kali ditemukan di bisnis yang membutuhkan kreativitas seperti ada perusahaan periklanan, web design, dll.
Personality Alert: Wirausaha tipe ini bisa jadi terlalu sensitif terhadap respon pelanggan kita, walaupun kritik dari mereka bersifat membangun.

5. The Visionary.
Sebuah usaha yang dibangun oleh seorang visioner biasanya berdasarkan visi masa depan dan pemikiran pendirinya. Anda memiliki keingintahuan yang tinggi untuk mengerti dunia di sekeliling Anda dan akan membuat rencana untuk menghindari segala macam rintangan.
Personality Alert: Seorang visioner bisa jadi terlalu fokus pada mimpi mereka dan kurang berpijak pada realitas. Dan jangan lupa, menyertai visi kita dengan melakukan tindakan nyata.

6. The Analyst.
Jika kita menjalankan bisnis sebagai seorang analis, perusahaan kita biasanya memfokuskan pada penyelesaian masalah dalam suatu cara sistematis. Seringkali berbasis pada ilmu pengetahuan, keahlian teknis atau komputer, seorang analis perusahaan biasanya hebat dalam memecahkan masalah.
Personality Alert: Hati-hati dengan kelumpuhan analisa. Bekerjalah dengan mempercayai orang lain.

7. The Fireball.
Sebuah usaha yang dimiliki oleh si Bola Api ini biasanya dioperasikan dengan penuh hidup, energi dan optimisme.Pelanggan merasa perusahaan kita dijalankan dengan tingkah laku yang menyenangkan.
Personality Alert: Kita bisa jadi berkomitmen yang berlebihan terhadap tim kita dan bertingkah laku terlalu impulsif. Seimbangkan keimpulsivan kita dengan rencana bisnis.

8. The Hero.
Kita memiliki kemauan dan kemampuan yang luar biasa dalam memimpin dunia dan bisnis kita melalui segala macam tantangan.Kita adalah inti dari kewirausahaaan dan bisa mengumpulkan banyak perusahaan besar.
Personality Alert: Terlalu mengumbar janji dan menggunakan taktik kekuatan penuh untuk mendapatkan sesuatu dengan cara kita tidak akan berhasil dalam jangka waktu panjang. Untuk menjadi sukses, percayailah keterampilan kepemimpinan kita untuk menolong orang lain menemukan jalan mereka.

9. The Healer.
Jika kita adalah seorang ‘penyembuh’, kita bersifat pengasuh dan penjaga keharmonisan dalam usaha kita.Kita memiliki kemampuan bertahan yang luar biasa dan keteguhan disertai dengan ketenangan dari dalam.
Personality Alert: Karena sifat perhatian kita dan kepenyembuhan kita dalam menjalankan usaha, Kita bisa jadi menghindari realitas di luar sana dan selalu terlalu berharap. Gunakan skenario perencanaan untuk persiapan datangnya masalah.
Dengan mengetahui 9 tipe kepribadian dalam menjalankan sebuah usaha, kita bisa lebih terarah dalam membangun bisnis . Tapi yang tak kalah pentingnya adalah pengetahuan mengenai seluk beluk bisnis itu sendiri, termasuk bagaimana cara memasarkannya.


Pada zaman modern seperti sekarang ini pandangan masyarakat akan sebuah keberhasilan atau kesuksesan mulai mengalami pergeseran. Jika pada generasi sebelumnya menjadi seorang pegawai baik di instansi pemerintah ataupun perusahaan lainnya dianggap lebih bergengsi, maka generasi saat ini mulai mengalami pergeseran pandangan bahwa dengan berwirausaha pun seseorang dapat meraih kesuksesan. Ditambah lagi sudah banyak contoh orang sukses dari kalangan pengusaha sehingga kewirausahaan pun dianggap sebagai sesuatu yang menjanjikan dan bergengsi. Terlepas dari masalah kesuksesan ataupun pergeseran pandangan tersebut, jika kita mau melihat lebih jauh lagi sebenarnya faktor-faktor apa sajakah yang menjadi pendorong timbulnya kewirausahaan? Untuk mengupas lebih jauh masalah pendorong kewirausahaan tersebut, simak lebih lanjut pembahasan berikut ini : Kewirausahaan terjadi didorong oleh beberapa faktor, di antaranya kondisi wirausaha (internal), keluarga, komunitas, bangsa maupun kondisi suatu Negara. Menurut Zimmerer, and Scarborough, 1998, dalam sebuah komunitas tumbuhnya para wirausaha­wan dipicu oleh beberapa faktor yakni :

Faktor ekonomi dan kependudukan.
Seiring dengan perbaikan di bidang ekonomi, sebagian masyarakat dewasa ini memiliki kecenderungan untuk lebih mandiri dalam berusaha dan hal tersebut disambut positif oleh masyarakat sehingga lebih menggerakkan wirausahawan dalam memproduksi barang ataupun jasa. Setiap orang memiliki kesempatan untuk berusaha yang sama untuk berhasil dan sukses melalui cara memiliki usaha sendiri. Dan dalam hal ini tidak ada batasan ras, jenis kelamin, usia ataupun status sosial, dan dalam hal tersebut kewirausahaan menyediakan tempat yang jauh lebih luas dibandingkan jika seseorang menjadi seorang karyawan atau pegawai.

Faktor Pergeseran perekonomian ke bidang jasa.
Pertumbuhan di bidang ekonomi pada saat ini mulai mengalami pergeseran. Jika sebelumnya perkembangan pesat terjadi pada bidang produksi yang mengakibatkan kecenderungan naiknya jumlah barang yang ada di pasar. Sebagai kelanjutannya kondisi tersebut akan memicu munculnya usaha memasarkan barang tersebut ke konsumen, sehingga memiliki kecenderungan meningkatnya usaha jasa pemasaran barang.

Faktor Pendidikan kewirausahaan.
Jika pada era sebelumnya ada semacam anggapan bahwa yang bisa menjadi pengusaha adalah generasi penerus dari para pemilik usaha atau mitos " entrepreneurs are born, not made" pada saat ini sudah banyak yang membuktikan bahwa hal tersebut sudah tidak berlaku lagi. Bahwa kewirausahaan merupakan sesuatu yang bisa dipelajari dan di­praktikan tanpa wirausaha tersebut harus berasal dari keturunan seorang wirausaha. Munculnya berbagai institusi pendidikan yang ber­fokus atau berkonsentrasi pada ilmu kewirausahaan, beragam media dan cara yang tersedia yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana mempelajari dunia wirausaha seperti buku, beragam seminar dsb merupakan bukti minat masyarakat terhadap kewirausahaan.

Faktor Kebanggan sebagai Wirausahawan.
Dalam diri seseorang secara alamiah sudah memiliki rasa tanggung jawab. Baik itu merupakan tanggung jawab pada sendiri, keluarga dan masyarakat, pada umumnya hal tersebut akan terdorong untuk melakukan peningkatan nilai kehidupan. Desakan dan kemampuan dalam diri wirausaha untuk mampu menghidupi diri sendiri, keluarga, karyawan dan peran aktif di dalam masyarakat akan memunculkan kebanggaan dalam di ri wirausaha. Keinginan untuk menjadi pionir dalam bidang tertentu akan mendorong munculnya wirausaha.

Faktor Kemajuan teknolo­gi, peluang internasional dan gaya hidup bebas
Menciptakan sesuatu yang baru yang berbeda dari yang telah ada merupakan salah satu keahlian seorang wirausahawan. Create new and different, kreativitas dan keinovasian sebagai landasan kewirausahaan akan muncul apabila seorang memiliki kebebasan dalam berpikir dan bertindak. Peluang internasional didukung oleh kemajuan teknologi akan memunculkan peluang untuk menciptakan barang dan jasa yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat luas (internasional). Dibukanya peluang internasional akan memunculkan transfer manusia, teknologi, barang dan jasa yang memungkinkan wirausaha menciptakan barang dan jasa ke pasar yang berbeda.
Setelah membaca uraian di atas, faktor manakah yang dapat memicu diri Anda untuk segera mewujudkan keinginan Anda menjadi pengusaha yang sukses?

Incoming search terms / Hasil Pencarian Anda :
  • faktor-faktor pendorong kewirausahaan
  • Faktor yang mendorong berwirausaha
  • Faktor apa saja Yg mendorong kewirausahaan ?
  • kondisi wirausaha
  • kebanggaan diri dalam kewirausahaan
  • faktor-faktor pendorong berwirausaha
  • faktor pendorong wirausaha
  • Faktor pendorong berwirausaha
  • faktor pendidikan pendorong entrepreneurship
  • faktor meningkatnya kewirausahaan di indonesia
  • faktor mendorong untuk berwirausaha
  • faktor faktor yang mendorong kewirausahaan berhasil
  • faktor faktor pendorong kewirausahaan
  • seorang wirausaha didorong beberapa kondisi

Faktor-faktor Pendorong Kewirausahawan
Posted by Mahmuddin pada Desember 15, 2010
Menurut Timmons (2008:41), dasar fundamental dari proses kewirausahaan sering dijumpai pada pola kesuksesan ventura. Selain variasi bisnis, wirausahawan, faktor geografi, dan teknologi, faktor pendukung utama juga mendominasi proses kewirausahaan yang dinamis. Sehubungan dengan itu, Timmons mengemukakan lima faktor pendorong  proses kewirausahaan sebagai berikut:
  1. digerakkan oleh semangat meraih peluang bisnis.
  2. digerakkan oleh wirausahawan terkemuka dan tim kewirausahaannya.
  3. hemat dan kreatif dalam menggunakan sumber daya.
  4. sadar akan perlunya kesesuaian dan keseimbangan.
  5. terintegrasi dan holistik.
Kelima hal di atas merupakan komponen proses kewirausahaan terkontrol yang dapat diukur, dipengaruhi dan diubah. Pendiri dan invenstor memfokuskan diri pada faktor ini saat melakukan proses analisis risiko dan menentukan upaya perubahan untuk meningkatkan peluang sukses ventura.

Faktor-faktor pendorong kewirausahaan
Menurut Saifudin (2002), faktor pemicu kewirausahaan ditentukan oleh “property light”, competency incentives, dan environment. Sedangkan menurut Kuncara (2008:1) faktor pendorong kewirausahaan terdiri atas faktor internal dan faktor eksternal sebagai berikut:
  1. faktor internal, yaitu kecakapan pribadi yang menyangkut soal bagaimana kita mengelola diri sendiri. Kecakapan pribadi seseorang terdiri atas 3 unsur terpenting, yaitu: (1) Kesadaran diri. Ini menyangkut kemampuan mengenali emosi diri sendiri dan efeknya, mengetahui kekuatan dan batas-batas diri sendiri, dan keyakinan tentang harga diri dan kemampuan sendiri atau percaya diri. (2) Pengaturan diri. Ini menyangkut kemampuan mengelola emosi-emosi dan desakan-desakan yang merusak, memelihara norma kejujuran dan integritas, bertanggung jawab atas kinerja pribadi, keluwesan dalam menghadapi perubahan, dan mudah menerima atau terbuka terhadap gagasan, pendekatan dan informasi-informasi baru. (3) Motivasi. Ini menyangkut dorongan prestasi untuk menjadi lebih baik, komitmen, inisiatif untuk memanfaatkan kesempatan, dan optimisme dalam menghadapi halangan dan kegagalan.
  2. Faktor eksternal, yaitu kecakapan sosial yang menyangkut soal bagaimana kita menangani suatu hubungan. kecakapan sosial seseorang terdiri atas 2 unsur terpenting, yaitu: (1) Empati. Ini menyangkut kemampuan untuk memahami orang lain, perspektif orang lain, dan berminat terhadap kepentingan orang lain. Juga kemampuan mengantisipasi, mengenali, dan berusaha memenuhi kebutuhan pelanggan. Mengatasi keragaman dalam membina pergaulan, mengembangkan orang lain, dan kemampuan membaca arus-arus emosi sebuah kelompok dan hubungannya dengan kekuasaan, juga tercakup didalamnya. (2) Keterampilan sosial. Termasuk dalam hal ini adalah taktik-taktik untuk meyakinkan orang (persuasi), berkomunikasi secara jelas dan meyakinkan, membangkitkan inspirasi dan memandu kelompok, memulai dan mengelola perubahan, bernegosiasi dan mengatasi silang pendapat, bekerja sama untuk tujuan bersama, dan menciptakan sinergi kelompok dalam memperjuangkan kepentingan bersama.
Menurut Timmons (2008:40), wirausahawan harus menjauhi arena persaingan yang sekiranya tidak menguntungkan dirinya, atau memanfaatkan potensi yang ada secara kreatif untuk menghasilkan kompetensi. Berusaha menciptakan pertambahan nilai perusahaan yang disertai aliran arus kas yang tidak terputus, sehingga menarik minat perusahaan modal untuk berinvestasi. Menurut Timmons, saat ini terjadi kecenderungan di mana wirausahawan yang telah sukses membawa pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan yang menjadi nilai tambah untuk menjadi invenstor terhadap perusahaan pemula yang berpotensi tinggi. Salah satu kriteria ventura potensial adalah mampu mengidentifikasi mitra dalam hal pendanaan dan anggota tim inti. Mereka mencari penyandang dana yang memiliki nilai tambah yakni dapat meningkatkan sumber daya manusia perusahaan secara keseluruhan. Dari kesemua hal berkenaan dengan proses kewirausahaan, puncaknya adalah ventura terkait dengan pilihan gaya hidup. Hidup harus dibuat bahagia, sehingga seseorang bisa hidup sesuai dengan keinginannya, sementara perusahaan terus berkembang.
Timmons (2008:41) menggambarkan faktor pendorong yang mendasari kesuksesan ventura baru melalui tiga faktor yaitu peluang usaha, sumber daya, dan tim. Ketiga faktor tersebut saling berinteraksi menciptakan keseimbangan sebagaimana diilustrasikan pada bagan Timmons. Proses kewirausahaan diawali dengan peluang usaha (bukan uang), strategi, jaringan, tim, atau rencana bisnis. Peluang usaha terjadi dengan sendirinya di luar kontrol siapa pun. Tugas wirausahawan dan timnya adalah meramu semua faktor yang ada sehingga terjadi suatu keseimbangan. Wirausahawan bagai seorang akrobator yang harus menjada tiga buah bola agar tetap di udara sambil melompat-lompat di atas trampoline. Seperti itulah kondisi sebuah perusahaan pemula. Rencana bisnis merupakan bahasa dan kode untuk mengkomunikasikan kualitas dari tiga kekuatan dalan bagan Timmons untuk mencapai kesesuaian dan keseimbangan.
Dari bagan di atas, Timmons menganalisis bahwa bentuk, ukuran, dan dalamnya peluang usaha menentukan bentuk, ukuran dan dalamnya kondisi sumber daya dan tim.
  1. Peluang usaha, merupakan inti dari proses kewirausahaan. Suatu peluang usaha dianggap baik jika memiliki permintaan pasar, struktur pasar dan ukuran pasar yang baik, besarnya marjin. Ringkasnya, suatu peluang dikatakan memiliki kekuatan bila investor mendapatkan modalnya kembali.
  2. Sumber daya, yakni potensi dan kompetensi yang didukung oleh kreativitas dan penghematan. Wirausahawan yang sukses adalah yang dapat menghemat modal dan memanfaatkannya dengan cerdik.
  3. Tim Kewirausahawan, dipimpin oleh wirausahawan yang sudah memiliki pengalaman kerja yang sukses. Menempatkan orang yang tepat pada posisi yang tepat, menghargai yang berhasil tetapi juga membantu yang gagal.  Menerapkan standar perilaku dan performa yang tinggi pada tim.

Hubungan antara ketiga kekuatan bagan Timmons harus diwarnai oleh konsep kesesuaian dan keseimbangan. Dengan demikian, tugas wirausahawan dan timnya adalah meramu semua faktor yang ada sehingga terjadi suatu keseimbangan. Dalam artian, dia harus bisa menguasai keadaan sehingga bisa mencapai keberhasilan usaha.

Dasar dari proses kewirausahaan ada dua, yaitu logika dan trial and error dengan menggunakan intuisi dan perencanaan. Namun keberhasilan dari suatu proposal ventura banyak tergantung pada kesesuaian faktor kekuatan yang dapat meyakinkan investor. Tidak ada waktu yang paling tepat untuk memulai sebuah proses kewirausahaan. Oleh karena itu, kesigapan dalam melihat suatu peluang dan keputusan untuk meraihnya memiliki nilai tersendiri dalam proses kewirausahaan.

Tahapan Proses kewirausahaan
Menurut Koncoro (2008:2) dan Saifudin (2002), proses terjadinya kewirausahaan terdiri atas tiga tahapan sebagai berikut:
  1. Tahap Imitasi dan duplikasi (imitating & duplicating). Pada tahap ini, para wirausaha meniru ide-ide orang lain, baik dari segi teknik produksi, desain, proses, organisasi usaha dan pola pemasarannya.
  2. Tahap duplikasi dan pengembangan (duplicating & developing). Pada tahap ini, para wirausaha mulai mengembangkan ide-ide barunya, walaupun masih dalam perkembangan yang lambat dan cenderung kurang dinamis.
  3. Tahap menciptakan sendiri produk baru yang berbeda (creating new and different). Pada tahap ini, para wirausaha sudah mulai berpikir untuk mencapai hasil yang lebih baik lagi, dengan cara menciptakan produk yang baru dan berbeda. Hal ini didasarkan karena wirausaha sudah mulai bosan dengan proses produksi yang ada, keingintahuan dan ketidakpuasan terhadap hasil yang sudah ada.

Faktor-faktor yang berperan dalam kesuksesan kewirausahaan
Menurut Kuncara (2008:3-4) kunci sukses seorang pengusaha di dalam memenangkan pasar adalah kekuatan peranan dalam berinovasi dan menciptakan ide-ide brilian dalam menembus market share. Inovasi bukanlah berarti menciptakan sebuah produk baru. Inovasi dapat berwujud apa saja, mulai dari, baik dalam bentuk jasa maupaun produk. Inovasi juga bisa dilakukan dengan mengamati produk atau jasa yang sudah ada, kemudian melakukan modifikasi untuk membuat hasil yang lebih baik. Atau dari modifikasi tersebut akan melahirkan sebuah produk baru lagi. Salah satu metode inovasi adalah ala Jepang, yaitu dengan prinsip ATM; Amati Tiru Modifikasi.

Untuk menjadi wirausaha sukses dan tangguh melalui inovasi, maka harus menerapkan beberapa hal berikut:
  1. Seorang wirausaha harus mampu beripikir secara Kreatif, yaitu dengan berani keluar dari kerangka bisnis yang sudah ada. Untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik.
  2. Seorang wirausaha juga harus bisa membaca arah perkembangan dunia usaha. Misalnya, saat ini sedang maraknya penggunaan Teknologi Informasi dalam dunia bisnis.
  3. Seorang wirausaha harus dapat menunjukkan nilai lebih dari produk yang dimilikinya, agar konsumen tidak merasa produk yang ditawarkan terlalu mahal.
  4. Seorang wirausaha perlu menumbuhkan sebuah kerjasama tim, sikap leadership, kebersamaan dan membangun hubungan yang baik dengan karyawannya.
  5. Seorang wirausaha harus mampu membangun personal approach yang baik dengan lingkungan sekitarnya dan tidak cepat berpuas diri dengan apa yang telah diraihnya.
  6. Seorang wirausaha harus selalu meng-upgrade ilmu yang dimilikinya untuk meningkatkan hasil usaha yang dijalankannya. Hal ini dapat ditempuhnya dengan cara membaca buku-buku, artikel, internet, ataupun bertanya pada yang ahlinya.
  7. Seorang wirausaha harus bisa menjawab tantangan masa depan dan mampu menjalankan konsep manajemen dan teknologi informasi. Hal ini bertujuan untuk mempelajari segala situasi bisnis atau usaha yang cepat berkembang dan berubah sangat cepat. Untuk itu perlunya daya kreativitas yang tinggi, analisis yang baik, intuisi yang tajam, kemampuan networking yang mendukung, serta strategi jitu dalam memasarkan produk atau jasa yang dimilikinya.
Saifudin (2008:3) mengemukakan beberapa faktor penyebab  kegagalan kewirausahaan, sebagai berikut:
  1. Tidak kompeten dalam manajerial,
  2. Kurang berpengalaman dalam operasi dan menghasilkan produk
  3. Lemah dalam pengendalian keuangan
  4. Gagal dalam perencanaan program bisnis
  5. Lokasi yang kurang memadai
  6. Kurangnya pengawasan peralatan
  7. Sikap yang tidak bersungguh-sungguh dalam usaha
  8. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi wirausaha
  9. Keadaan yang menjadikan pesimistik dalam usaha:
    1. Pendapatan yang tak menentu
    2. Kerugian akibat hilangnya modal investasi
    3. Butuh waktu lama untuk recovery
    4. Kualitas kehidupan yang tetap rendah meski usahanya mantap

Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh seseorang ketika terlibat dalam wirausahawan dikemukakan oleh Saifudin (2008:3), sebagai berikut:
  1. Otonomi, pengelolaan yang ‘merdeka’ membuat wirausahawan menjadi seorang ‘boss’ yang penuh kepuasan.
  2. Tantangan awal dan motif berprestasi, merupakan pendorong yang baik dan berpeluang untuk mengembangkan konsep usaha yang menghasilkan keuntungan.
  3. Kontrol Finansial, bebas dalam mengelola keuangan dan merasa sebagai kekayaan miliki sendiri yang dapat diaturnya.

Sedangkan kerugian yang mungkin dapat dirasakan oleh seorang wirausahawan juga dikemukakan oleh Saifudin (2008:3) sebagai berikut:
  1. Pengorbanan personal, pada awalnya wirausaha harus bekerja dalam waktu lama dan sibuk, sedikit waktu untuk keluarganya dan relaksasi.
  2. Beban tanggung jawab, wirausaha harus mengelola semua fungsi bisnis, baik pemasaran, keuangan, personal, maupun pengadaan dan pelatihan.
  3. Margin keuntungan yang kecil dan kemungkinan gagal. Wirausaha yang menggunakan modal sendiri, maka profit margin yang diperoleh relative kecil dan ada kemungkinan gagal.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh National Center for enterpreneural Research berhasil mengidentifikasi 26 perilaku perusahan-perusahaan potensial yang berkembang di dunia yang menunjang kesuksesannya. Perilaku-perlaku tersebut, dikelompokkan dalam empat area utama yaitu perilaku pemasaran, perilaku keuangan, perilaku manajemen, dan perilaku perencanaan.
Dalam hal pelaksanaan kewirausahaan, hasil penelitian menemukan menemukan tiga faktor yang berperan dalam kesuksesan wirausahawan, yiatu:
  1. Kepribadian. Tidak ada kepribadian ideal untuk menjadi wirausahawan, akan tetapi dia harus memiliki beberapa keterampilan yang bisa dipelajari. Yang diperlukan adalah mengambil keputusan dengan penuh keyakinan. Wirausahawan tidak hanya memiliki sifat kreatif dan inovatif, tetapi juga kemampan manajerial, keterampilan bisnis, dan relasi yang baik.
  2. Pengalaman. Peneliti meyakini faktor pengalaman sehari-hari dan kecakapan menjadi kunci keberhasilan. Seorang wirausahawan harus mengumpulkan informasi dan bertindak berdasarkan informasi tersebut. Dengan demikian, kesuksesan juga berkaitan dengan persiapan dan perencanaan yang matang.
  3. Pembimbing, separuh wirausahawan sukses memiliki orang tua yang juga wirausahawan atau panutan.

Dengan semakin berkembangnya dunia kewirausahaan, maka muncul persepsi umum bahkan steroetipe tentang wirausahawan sukses seperti mitos-mitos. Namun hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak pendiri perusahaan terkemuka yang menjadi sukses karena menolak menjadi seperti wirausahawan pada umumnya. Salah satu contoh mitos dalam kewirausahaan adalah modal merupakan keharusan untuk perusahaan pemula.
Namun realitasnya, modal akan datang dengan sendirinya bila wirausahawan memiliki pengalaman dan keterampilan. Oleh karena itu, kewirusahaan bukanlah suatu tujuan akhir, tetapi suatu jalan untuk bisa melihat dan meraih peluang usaha yang ada, sekaligus menjadi sarana bagi kaum muda untuk meraih cita-cita mereka. Dinamika dan kompleksitas proses kewirausahaan memerlukan suatu kecerdasan tersendiri. Sehingga seorang jenius belum tentu bisa menjadi wirausahawan sukses, kecerdasan membutuhkan keterampilan dan sifat-sifat lain yang dibutuhkan dalam berwirausaha.




































BAB III
PENUTUP

A.           Kesimpulan
  • Potensi diri dalam kewirausahaan adalah kemampuan, kekuatan diri baik yang telah terwujud maupun belum yang dimiliki setiap pribadi dalam hal melakukan suatu usaha.
  • Sifat bagi seorang wirausaha ada percaya diri, orientasi pada tugas dan hasil, pengambil resiko, kepemimpinan, keorisinilan, orientasi ke masa depan, jujur dan tekun, dan berjiwa besar.
  • 9 Tipe Kepribadian wirausaha yaitu:The Improver, The Advisor, The Superstar, The Artist, The Visionary , The Analyst, The Fireball, The Hero, The Healer.

1.  Meningkatkan Potensi Terhadap Diri Sendiri
          
·              Kekuatan keyakinan (Saddhā Bala) yang dimiliki oleh setiap orang menjadi dasar untuk  melakukan segala aktivitas sehari-hari. Saddhā Bala mempunyai peranan penting dalam mengerjakan sesuatu. Dengan memiliki Saddhā Bala maka setiap orang mempunyai rasa percaya diri dalam berwirausaha. Kekuatan keyakinan dan rasa percaya diri dapat meningkatkan potensi terhadap diri setiap orang. Potensi yang dimiliki akan memudah dalam berwirausaha, seperti dapat menciptakan produk-produk baru, mengelola, serta memasarkannya, sehingga usaha dapat tumbuh dan berkembang.
·              Seorang wirausaha perlu memiliki saddhā bala karena dapat meningkatkan potensi diri. Dalam berwirausaha rasa percaya diri dan saddhā bala harus dikembangkan, karena hal ini dapat meningkatkan potensi yang dimiliki. Apabila potensi  yang dimiliki telah meningkat, maka dapat berwirausaha dengan baik dan mendapatkan kesuksesan. Dengan mempunyai  rasa kepercaya diri dan memiliki saddhā bala  seorang wirausaha akan mengetahui potensi diri yang dimiliki. Dengan mengenali potensi diri maka dapat menyalurkan bakat dan minat yang dimiliki untuk mengembangkan usahanya. Potensi diri yang dimiliki dapat memudahkan seorang wirausaha dalam hal menciptakan produk-produk baru sehingga usaha yang dijalankan dapat meningkat. Saddhā bala serta rasa percaya diri yang dimiliki seorang wirausaha dapat meningkatkan potensi diri dan memacu untuk terus menggali potensi yang ada dalam diri untuk mengembangkan usahanya. Dalam berwirausaha potensi perlu dimiliki dan dikembangkan, karena potensi sangat berperan penting dalam berwirausaha. Potensi dapat ditingkatkan melalui pengembangan saddhā bala.
·              Seorang dalam menjalankan atau membuka usaha dalam berwirausaha tentunya memiliki suatu keyakinan bahwa usaha yang dijalankan akan berhasil atau mendapatkan kesuksesan. Kekuatan keyakinan (Saddhā bala) yang dimiliki harus dikembangkan, karena hal ini akan membawa manfaat yaitu dapat meningkatkan rasa percaya diri. Dengan percaya rasa percaya diri potensi yang dimiliki akan semakin meningkat. Dalam berwirausaha apabila potensi yang dimiliki dapat meningkat dan berkembang maka akan memudahkan setiap orang dalam menjalankan usahanya.
·               Dalam berwirausaha apabila Saddhā bala  dikembangkan  potensi yang dimiliki akan semakin meningkat. Dengan memiliki saddhā terhadap Buddha, Dhamma, Jalan Mulia Berunsur Delapan, saṅgha potensi yang dimiliki akan semakin meningkat. Menjalankan wirausaha setiap orang memiliki keyakinan terhadap diri sendiri, namun hal ini potensi akan lebih meningkat bila memiliki suatu saddha terhadap Jalan Mulia Berunsur Delapan. Dalam berwirausaha  apabila seseorang memiliki suatu saddhā terhadap Jalan Mulia Berunsur Delapan (pandangan benar, pikiran benar, perkataan benar, perbuatan benar, penghidupan benar, upaya benar, perhatian benar dan kosentrasi benar) akan memudahkan dalam berwirausaha karena potensi yang dimiliki akan meningkat. Memiliki saddhā  terhadap pandangan benar maka dalam berwirausaha akan membuat seorang menjalakan usahanya dengan benar. Memiliki saddhā bala terhadap pandangan benar maka secara tidak langsung akan memiliki pikiran benar. Memiliki pikiran benar dalam berwirausaha dapat meningkatkan potensi yang dimiliki sehingga dapat mengembangkan usaha yang dijalakan dan mencapai keberhasilan. Dengan memiliki saddhā  terhadap Jalan Mulia Berunsur  Delapan  dapat memperoleh keberhasilan serta membuat rasa percaya diri dan potensi yang dimiliki meningkat. 
·          Berwirausaha  setiap orang harus mengembangkan saddhā bala karena hal ini  dapat meningkat potensi yang dimiliki. Potensi harus dikembangkan dalam berwirausaha. Potensi yang ada dalam diri sendiri sangat menentukan setiap orang menuju keberhasilan. Dengan memperkuat dan mengembangkan saddhā yang dimiliki maka potensi yang dimiliki dapat meningkat. Apabila potensi yang dimiliki telah meningkat, potensi  akan terus digali sehingga dapat meningkatkan usaha yang dijalankan. Dengan demikian wirausaha dapat menciptakan produk-produk serta memasarkannya
2 Memiliki Semangat Kerja          
             Pada dasarnya setiap orang memiliki semangat dalam menjalankan hidup. Dengan mengembangkan kekuatan semangat (viriya bala)  yang ada dalam dirinya, maka akan terus bekerja dan selalu konsekuen. Viriya bala akan menimbulkan semangat dalam bekerja. Hal tersebut sangat berguna bagi seorang untuk melakukan wirausaha, sehingga usaha yang dijalankan berhasil.
·              Memiliki keuletan dan ketekunan dalam berwirausaha akan memperoleh hasil yang maksimal. Dengan memiliki semangat kerja setiap orang tidak akan menelantarkan usaha yang dijalankan, melainkan selalu berpikir dan berkarya untuk  mengembangkan demi kemajuan usaha.
·              Keuletan dan ketekunan dalam bekerja sangat dibutuhkan. Seperti dalam berwirausaha, seorang wirausaha memiliki ketekunan, keuletan dalam melakukan pekerjaan, maka usahanya akan mendapatkan hasil yang lebih baik.  Pada umumnya seorang wirausaha mempunyai tujuan yaitu untuk memenuhi kebutuhan hidup dan usaha yang dijalankan akan berhasil. Dengan tujuan tersebut seorang wirausaha selalu beroreientasi pada tugas, laba, dan selalu memiliki jiwa kreatif dan inovasi untuk menciptakan produk-produk baru, hal ini seorang wirausaha harus memiliki kekuatan semangat (viriya bala) dalam bekerja.  Dengan memiliki dan mengembangkan kekuatan semangat (viriya bala) untuk bekerja seorang wirausaha akan selalu tekun, teliti dalam memulai, mengelola dan menyelesaikan pekerjaan.
·              Dalam berwirausaha kekuatan semangat (viriya bala) harus dikembangkan hal ini merupakan salah satu faktor posif dalam bekerja. Dengan memiliki dan mengembangkan viriya bala seorang wirausaha akan selalu mencari peluang-peluang untuk memasarkan produknya. Viriya bala apabila dikembangkan secara berkelanjutan membuat seorang wirausaha terus berkarya dengan menampilkan produk-produk yang lebih bermutu. Selain hal itu jugaa akan memperoleh manfaat yaitu memiliki  kreativitas dan inovasi untuk mengembangkan usahanya. Semangat dalam menjalankan tugas maka seorang wirausaha dapat mencapai tujuan yang ditentukan. Semangat dalam menyusun rencana serta semangat dalam menjalankan program tersebut, maka akan membuat usaha yang dijalankan memperoleh kesuksesan. 
·          Viriya bala apabila dikembangkan dapat mengatasi kejenuhan dan kebosenan dalam bekerja. Menjalankan wirausaha setiap orang harus mempunyai semangat yang tinggi. Dalam berwirausaha setiap orang harus mengembangkan viriya bala sehingga tidak mempunyai rasa malas, kurang berusaha untuk menampilkan, memperbarui, menciptakan produk-produk baru. Dengan viriya bala yang dimiliki maka setiap oarang terus berkaya untuk memperbaruhi produk-produk baru untuk dipasarkan.
·           Viriya bala jika dikembangkan akan memiliki semangat bekerja. Seperti  salah satu pengusaha di Indonesia Bob Sadino dengan memiliki semangat dalam bekerja selalu menekuni usaha pertenakan dan pangan. Bob Sadino dengan memiliki kekuatan semangat (viriya bala)  dapat mengembangakan usaha pertenakan ayam dan mengelola perkebunan sayur mayur. Selalu tekun, rajin dengan usaha yang dijalankan, Bob Sadino dapat mengembangkan usaha pertenakan dan pangan. Sehingga memiliki jaringan usaha Kemfood, Kemchick dan menjadi pemilik tunggal super market Kemchicks.
·          Pengusaha Bob Sadino dalam berwirausaha memiliki dan mengembangkan Viriya bala. Bob Sudino dengan memiliki  viriya  membuka usaha sehingga usaha yang dijalankan mendapatkan kesuksesan.  Bob Sudino membuka usaha pertenakan ayam, awalnya hanya memelihara 50 ayam pemberian dari temannya. Pertama Bob Sudino despresi dengan kegagalan hidupnya, namun setelah menerima pemberian 50 ayam dari temannya  dan memiliki Viriya untuk melakukan usaha pertenakan.  Bob Sudino dengan istri dalam memelihara ayamnya dengan penuh viriya (semangat) sehingga pertenakan menjadi berkembang. Selain pertenakan, Bob Sudino berwirausaha dalam bidang pangan. Dengan mengembangkan viriya bala, Bob Sudino memiliki jaringan usaha Kemfood dan Kemchick.
·          Bob Sudino dalam berwirausaha mengembangkan kekuatan semangat (viriya  bala) sehingga dapat meraih kesuksesan  hingga memiliki beberapa jaringan usaha. Dengan viriya bala Bob Sudino selalu menjalakan usahanya dengan tekun, rajin, terus berkarya dan tidak mempunyai rasa bermalas-malasan. Bob Sudino tidak pernah mempunyai rasa bosan, jenuh dalam menjalankan usahanya. Dalam usaha pangan Bob Sudino bekerjasama dengan petani sayur didaerah tertentu. Dengan Viriya bala Bob Sudino selalu menekuni usaha hingga mencapai keberhasilan yang luar biasa.
·          
·         3 Fokus Terhadap Usaha Yang Ditekuni
·          
·              Kekuatan kesadaran (sati bala) dan  kekuatan kosentrasi (samādhi bala) yang dimiliki setiap orang akan membawa manfaat. Dengan mengembangkan sati bala dan samādhi bala setiap orang akan lebih fokus terhadap usaha yang ditekuni. Fokus terhadap usaha yang ditekuni maka usaha yang dijalankan dapat berkembang. Memiliki sati bala dan samādhi bala seorang wirausaha tidak akan mengabaikan pekerjaan yang sedang dijalankan. Dengan fokus terhadap usaha yang ditekuni dapat mengatasi kendala-kendala dalam berwirausaha. Seorang wirausaha selalu berusaha mengembangkan samādhi bala maka mempunyai kemantapan batin dan kemantapan dalam berpikir sehingga selalu fakus terhadap usaha yang dijalankan.
·              Menjalankan pekerjaan selalu kosentrasi dan selalu sadar terhadap pekerjaan yang dilakukan. Seperti seorang wirausaha dalam mengembangkan usaha diperlukan kosentrasi dan sadar, waspada, menggingat terhadap pekerjaan yang dilakukan.  Sadar terhadap pekerjaan yang dijalankan dan selalu konsentrasi, maka seorang wirausaha akan fokus terhadap usaha yang ditekuni. Seorang wirausaha fokus terhadap usaha yang ditekuni maka tidak akan terpengaruh dengan pekerjaan lainnya. Dengan fokus dan selalu menekuni usaha yang dijalankan maka mempunyai kemantapan terhadap usaha yang dijalankan, sehingga tidak mudah untuk berpindah-pindah terhadap usahanya yang lain. Selalu fokus terhadap usaha yang dijalankan, mudah untuk mengetahui peluang sehingga produk-produk yang dihasil dapat segera dipasarkan.  
·              Mengembangkan kekuatan kesadaran (sati bala) dalam melakukan wirausaha maka akan lebih fokus terhadapat usaha yang dijalakan karena selalu menginggat usaha yang dijalankan saat ini. Dengan mengembangkan sati bala setiap orang akan memperoleh manfaat yaitu selalu mengingat, sadar dan waspada terhadap usaha yang dijalankan. Sati bala  apabila dikembangkan seseorang dalam berwirausaha maka akan memperhatikan keuangan dalam perusahaan, sehingga dapat mengontrol pemasukan dan pengeluaran. Selalu fokus usaha yang dijalankan sehingga dapat mengerti dan memahami hal-hal mana yang belum diselesaikan. 
·              Mengembangkan kekuatan kosentrasi (samādhi bala) dalam berwirausaha maka memiliki kemantapan usaha yang dijalankan saat ini. Pada umumnya setelah mengembangkan samādhi akan memperoleh ketenagan batin dan pandangan terang. Apabila samādhi bala dikembangkan seseorang dalam menjalakan wirausaha akan mempunyai kemantapan batin dan kemantapan pikiran untuk menjalakan usaha yang telah didirikan. Ketenangan batin yang diperoleh dari mengembangkan samādhi membawa manfaat yaitu lebih fokus dalam menjalakan usaha. Dengan mempunyai kemantapan, baik kemantapan batin dan kemantapan pikiran maka seorang wirausaha akan selalu fokus terhadap usaha yang dijalankan. 
·          Memiliki sati bala dan samādhi bala membuat seoarang wirausaha fokus terhadap usaha yang dijalankan. Seperti Sudhamek A.W.S seorang Presiden direktur Garuda Food dengan mengembangkan sati bala dan samādhi bala usaha yang dipimpin dapat berhasil. Dengan fokus terhadap usaha yang dijalankan dapat mengetahui mengetahui peluang yang ada. Sudhamek A.W.S dalam menjalankan usaha fokus terhadap distribusi serta pemasaranya sehingga penjualan dapat berkembangkan.
·          Sudhamek A.W.S dalam memimpin Garuda Food selalu fokus terhadap usaha yang dijalankan sehingga mendapatkan kesuksesan. Garudafood yang dipimpin Sudhamek A.W.S memiliki dua ratus item produk-produk, serta berkembang menjadi delapan perusahaan dan kurang lebih mempunyai dua puluh ribu karyawan.  Hal tersebut dapat diperoleh karena Sudhamek A.W.S selalu fokus terhadap pekerjaan yang dijalankan. Sudhamek A.W.S selalu mengembangkan sati bala dan samādhi bala sehingga dalam menjalankan selalu mengontrol, mengingat hal-hal yang perlu diperbaiki. Serta memiliki kemantapan batin dan kemantapan pikiran terhadap perusahaan yang dijalankan. 
·          Sudhamek A.W.S dalam menjalankan perusahaan Garuda Food hingga mencapai keberhasilan. Hal ini dilakukan Sudhamek A.W.S dengan  selalu perhatian dan waspada serta mengontrol perusahaan, sehingga selalu fokus terhadap sistem distribusi. Dengan distribusi yang lancar dan bagus, maka konsumen tidak akan kecewa. Sudhamek A.W.S selalu fokus terhadap usaha yang dijalankan sehingga produk-produk Garuda Food menguasai pasar nasional, selain itu produk-produk garuda food  diekspor dalam beberapa negara seperti: Hongkong, Malasiya dan Korea. Sudhamek A.W.S selalu fokus terhadap hal-hal yang bersangkutan dalam pekerjaan perusahaan. Sudhamek A.W.S memiliki kemantapan pikiran dan memiliki kemantapan batin. Sehingga selalu fokus terhadap hal-hal yang bersangkutan dengan perusahaan hingga mencapai keberhasilan.
·          
·         4 Bijaksana dalam Bekerja.
·          
·               Kekuatan kebijaksanaan (paññā bala) dimiliki oleh setiap orang. Kebijaksanaan apabila dikembangkan oleh setiap orang maka akan mendapatkan manfaat yaitu bijaksana dalam bekerja. Bijaksana dalam berkerja dapat mengetahui mana yang bermanfaat serta tidak bermanfaat. Bijaksana dalam berkerja seperti seorang wirausaha dalam mengambil resiko dilakukan secara bijaksana, sehingga resiko yang diambil tidak menyebabkan kerugian. Bijaksana dalam berwirausaha yaitu  dengan mengambil resiko tidak tergesa-gesa melainkan dipertimbangkan secara kritis. Selain hal tersebut, seorang wirausaha dalam menjalankan usaha mendapatkan saran, pendapat, dengan bijaksana akan memikirkan terlebih dahulu pendapat dan saran dari pihak lain.
·              Bijaksana dalam berwirausaha tidak akan merugikan orang lain. Seorang yang bijaksana dalam bekerja selalu mengambil langkah-langkah yang baik untuk mengembangkan usahanya. Bijaksana dalam mencari peluang untuk  memasarkan produk-produk barunya sehingga  tidak merugikan pihak lain. 
·              Kebijaksanaan sangat dibutuhkan dalam menjalankan berbagai pekerjaan. Seperti dalam berwirausaha, seorang wirausaha harus mempunyai kebijaksanaan. Kebijaksanaan sangat diperlukan, karena dalam menjalankan suatu usaha pasti mendapatkan pendapat atau saran dari pihak lain.  Dengan  memiliki kebijaksanaan seorang wirausaha tidak langsung menerima saran, pendapat dari orang lain melainkan harus mencari kebenarannya, dan berpikir secara realitis apakah nanti bermanfaat bagi kemajuan usahanya. Dalam berwirausaha suatu pengambilan resiko pasti dialami, dengan memiliki kebijaksanaan seorang wirausaha akan mengambil resiko dengan penuh pertimbangan tidak tergesa-gesa, sehingga usaha yang dijalankan dapat tumbuh dan berkembang.
·          Mengembangkan paññā bala dalam berwirausaha dapat meningkatkan kebijaksanaan dalam bekerja. Dalam berwirausaha apabila mempunyai kebijaksanaan dalam memimpin perusahaan maupun dalam bekerja maka akan membuat perusahaan yang dipimpinnya akan lebih tumbuh dan bekembang. Seorang wirausaha apabila dalam bekerja mengembangkan paññā bala maka akan memiliki kebijaksanaan dalam bekerja. Kebijaksanaan dalam berwirausaha dapat dilihat dari merencanakan, menyusun program-program untuk kemajuan usahanya, disini kebijaksanaan yang dimiliki  berperan penting  dalam mengambil keputusan, pengambilan resiko akan lebih memperkecil suatu kegagalan. Menggunakan paññā dalam pengambilan resiko maka lebih mengetahui bahwa keputusan yang akan diambil membawa manfaat bagi perusahaannya atau tidak, karena dengan memiliki kebijaksanaan seorang tersebut memiliki pandangan benar dan pikiran benar.  
·             Memiliki pikiran benar serta pandangan benar maka telah memiliki paññā, dengan pikiran benar dan pandangan benar seorang wirausaha akan selalu bertindak secara benar dalam mempimpin karyawannya.  Mengembangkan pikiran benar serta pandangan benar maka dapat memperoleh paññā. Dengan paññā yang dimiliki wirausaha yang dijalankan akan lebih tumbuh dan berkembang. Berwirausaha Paññā perlu dimiliki, dengan pañña akan timbul suatu pengetahuan sehingga dalam mengambil langkah, keputusan serta menyusun rencana tersusun dengan rapi dan benar.
·          Kekuatan bijaksana (paññā bala) yang dikembangkan membuat  Ciputra meraih kesuksesan. Dalam mengembangkan usaha Ciputra menggunakan kebijaksanaan sehingga proyek usaha Jaya Group berhasil. Dengan memiliki kekuatan (paññā bala) selalu membangun Taman Impian Jaya Ancol (TIJA) dengan secara bijaksana dalam menambah fasilitas di TIJA. Dengan menerapkan Pañña bala proyek yang dijalankan Ciputra berhasil dan dapat tumbuh serta bekembang. 
·          Ciputra pengusaha Taman Impian Jaya Ancol (TIJA) meraih sukses dalam usahanya. Sebelum meraih kesuksesan Ciputara mengalami kegagalan dalam usahanya. Krisis pada tahun 1997  Ciputra mengalami suatu kegagalan dalam mempimpin tiga group: Jaya group, Metropolitan group dan Ciputra group. Namun, dengan bijaksana mengetahui bahwa dalam dunia usaha kalu tidak mengalami keberhasilan pasti mengalami kegagalan. Ciputra selalu mempunyai prinsip dalam bekerja bahwa selama bekerja selalu semangat dan berbuat benar, pasti  akan ada jalan keluarnya dalam menjalakan usaha.  Ciputra sangat bijaksana dalam memimpin kurang lebih empat belas ribu karyawan. Dalam membangun fasilitas yang baru untuk perkembangkan  Taman Impian Jaya Ancol (TIJA) sangat direncakan secara serius. Dengan membangun tempat-tempat hiburan terlebih dahulu Ciputra secara bijaksana menyusun langkah-langkah tertentu, sehingga usaha yang dijalankan dua puluh tahun kemudian dapat berkembang seperti sampai saat ini. Hal tersebut karena tidak lepas dari Ciputra yang selalu mempunyai pikiran benar dan pandangan benar dan mempunyai prinsip dalam menjalakan usaha.
·          Pikiran benar serta pandangan benar yang dikembangkan oleh Ciputra dapat digunakan dalam mengembangkan usaha. Mempunyai dua hal tersebut sehingga memiliki kebijaksanaan. Kebijaksanaan yang dimiliki Ciputra dalam bekerja  dapat ditujukan melalui salah satu prinsip dasarnya untuk menjalankan usahanya, selain itu Ciputra dalam membangun, menambah tempat hiburan selalu bepikir secara bijaksana. Dengan mengembangkan paññā bala yang dimiliki, Ciputra membangun Taman Impian Jaya Anjol (TIJA) sampai memperoleh kesuksesan sampai saat ini. Dalam membangun tempat-tempat hiburan yang baru Ciputra memiliki suatu strategi, dan dengan bijaksana merencanakan serta melakukan program yang telah ditentukan.
·          
·         5 Mengembangkan Hasil Untuk Kemajuan Usaha
·          
·              Setiap orang dalam melakukan pekerjaan tentunya memiliki tujuan untuk mendapatkan penghasilan. Dengan melakukan pekerjaan secara sungguh-sungguh maka akan  memperoleh hasil yang maksimal.  Penghasilan yang diperoleh agar bermanfaat digunakan secara baik dan tepat.
·              Setiap orang mendapatkan penghasilan  digunakan untuk memenuhi kebutuhan  dirinya sendiri, menujang kebutuhan keluarga, mengembangkan usaha sehingga hasil yang diperoleh dapat bermanfaat. Seorang wirausaha apabila mendapatkan laba atau penghasilan dibagi secara tepat dan benar sehingga dapat mengembangkan usaha. Berwirausaha faktor utama adalah modal, sehingga dalam mendapatkan keuntungan harus dibagi secara benar. Penghasilan dapat digunakan untuk menambah modal usaha, sehingga usaha yang dijalankan akan tumbuh dan berkembang. Dengan demikian seorang wirausaha harus mengunakan hasil yang diperoleh dengan disiplin, tidak terlalu boros dan mendahulukan kebutuhkan dari pada keingginan.
·             Berwirausaha dalam mendapatkan penghasilan dibagi secara tepat sehingga dapat mengembangkan usaha. Hal ini dibagi menjadi empat bagian pertama seperempat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seorang wirausaha harus mengunakan penghasilan seperempat bagian untuk memenuhi kebutuhanya sendiri dan kebutuhan keluarga, selanjutnya setengah bagian digunakan untuk menambah modal untuk usaha. Dengan menambahkan setengah bagian dari penghasilan kedalam modal kerja hal ini akan membuat usaha semakin tumbuh dan berkembang. Semakin banyak modal serta mengelola keuangan usaha secara tepat dan teratur, maka penghasilan akan maksimal. Seperempat bagian lagi disimpan untuk kepentingan mendadak, berwirausaha tidak selama akan berjalan sesuai harapan yang diinginkan, maka seperempat bagian ini dapat digunakan. Apabila mengalami kebangkrutan tetap dapat menjalankan usaha.
·          Dalam berwirausaha penghasilan yang diperoleh dapat dijadikan untuk menambah modal. Penghasilan yang peroleh lima puluh persen dapat ditambahkan kedalam modal usaha. Modal dalam berwirausaha merupakan salah satu faktor keberhasilan. Dengan menggunakan modal untuk mengembangkan usahanya maka usaha yang dijalankan  dapat tumbuh dan berkembang. Penghasilan yang diperoleh agar bermanfaat, seorang wirausaha membagi menjadi dibagi menjadi empat bagian. Setengah atau lima puluh persen untuk mengembangkan usaha yang dijalankan.  Dalam hal ini seorang wirausaha dengan bijaksana menggunakan hasil dan mengembangkan hasil yang diperoleh untuk kemajuan usaha.


1 komentar: